Thursday, June 11, 2015

REVIEW FILM: MCFARLAND, USA (2015)

Durasi: 129 menit
Skor IMDb: 7.5/10

Genre drama olahraga merupakan salah satu genre andalan di dunia perfilman Hollywood. Mayoritas dari film bergenre tersebut banyak mengangkat kisah nyata sehingga terjalin kedekatan antara masyarakat local dengan film yang diangkat. Hal ini akan menjadi sebuah boomerang untuk penonton luar negeri. Perbedaan kultur dan juga olahraga favorit akan menjadi penghambat film bertema olahraga untuk dipasarkan ke luar negeri. Lihat saja daftar rilisan film yang tayang maupun akan tayang di bioskop Indonesia, hampir dapat dipastikan tidak ada tertera film olahraga pada daftar tersebut. Contoh lain adalah pada daftar film box office, akan sangat sulit bagi film olahraga untuk menyeruak ke dalam daftar film box office dikarenakan pemasaran yang terbatas di Amerika Serikat. Tren film olahraga sebenarnya tidak terlalu bagus dikarenakan formula yang dipakai terlalu mudah ditebak. Membangun sesuatu dari ketiadaan, inti dari semua film olahraga adalah seperti itu. Dibutuhkan suatu nilai lebih daripada benang merah ‘ketiadaan menjadi ada’ tersebut.

McFarland merupakan film yang juga mengangkat tema drama olahraga. McFarland sendiri merupakan nama kota di Amerika Serikat sana di mana tingkat kesejahteraannya termasuk salah satu yang paling terbelakang. Penggunaan titel USA di belakang McFarland pada judul film merupakan salah satu cara rumah produksi untuk menekankan bahwa McFarland masih merupakan bagian dari Amerika Serikat meskipun mayoritas penduduknya merupakan imigran maupun keturunan dari Meksiko. Latar belakang inilah yang menjadi pembeda film ini dengan film drama olahraga lainnya. Hal lain yang akan membedakan film ini dengan film lain ialah bidang olahraga yang diangkat sebagai inti cerita.

Film ini diawali dengan adegan yang tidak biasanya terjadi di film olahraga manapun. Seorang pelatih sedang memberikan arahan di saat jeda pertandingan dan kemudian pelatih tersebut naik pitam dan melukai anak asuhnya. Pelatih tersebut ialah Jim White (Kevin Costner), dan dapat diprediksi akhirnya Jim dipecat dari pekerjaannya. Catatan kerjanya yang tidak bagus dan kerap bermasalah membuat Jim kesulitan mendapat pekerjaan di tempat lain. Satu-satunya pilihan ialah melatih di kota kecil McFarland. Sepintas dari namanya kita akan berpikir bahwa kota ini seperti kebanyakan kota lain di Amerika, kenyataan tidak berkata demikian, kota ini justru didominasi penduduk keturunan Latin. Jim pada awalnya cukup khawatir dengan keadaan McFarland yang sepertinya rawan kejahatan, bahkan sekolah pun berseberangan langsung dengan penjara, akan tetapi Jim berusaha berpikir positif sembari menyesuaikan diri dengan lingkungan McFarland.

Jim yang dasarnya adalah pelatih rugbi melihat potensi lain yang dimiliki oleh sebagian besar anak didiknya. Didesak oleh kebutuhan ekonomi yang menghimpit maka mayoritas anak didik Jim bekerja di ladang sebelum dan setelah sekolah usai. Kesibukan tersebut memaksa mayoritas siswa di McFarland untuk berangkat sekolah dengan bermodalkan lari. Hal ini perlahan disadari Jim sebagai potensi McFarland dan di kemudian hari ia pun membentuk tim lari lintas alam. Tim ini terdiri atas Thomas (Carlos Pratts), tiga Diaz bersaudara (Michael Aguero, Rafael Martinez, Ramiro Rodriguez) dan beberapa anggota lain yang kesemuanya memiliki potensi tapi minim muara untuk mengembangkan diri. Selain cerita tentang perjuangan tim lari lintas alam, film ini juga terbangun atas kisah keluarga Jim beradaptasi dengan lingkungan McFarland serta kisah lain tentang paradigm orang-orang kampung yang belum pernah melihat dunia. 

Film McFarland USA merupakan film yang lumayan. Formula film olahraga cenderung akan memudahkan penonton menebak akhir dari kisah tim lari lintas alam McFarland. Terdapat hal lain yang menjadi keunggulan film ini, ialah latar dari semua kejadian McFarland. Kemampuan sang sutradara dalam mengabadikan film ini dan mengambil sudut pandang menjadi salah satu keunggulan dari film ini. McFarland USA akan menjadi film yang jauh lebih menarik lagi apabila mengangkat kisah ini berdasarkan sudut pandang para anak didik Jim yang hidupnya jauh lebih rumit dibandingkan hidup Jim sendiri. Secara keseluruhan film ini layak ditonton bersama keluarga dan mampu menyampaikan pesan begi para penikmatnya.

No comments:

Post a Comment